Penggantian rantai kamrat

Penggantian rantai kamrat

Otosia.com -

Saat Anda menghidupkan mesin sepeda motor pertama kali, Anda dikejutkan oleh suara kasar dan gemericik dari dalam mesin. Bisa dipastikan suara itu berasal dari rantai kamrat yang sudah kendur.

Stadium awal penyakit ini akan langsung diketahui dengan adanya suara besi beradu dengan blok mesin. Nah, kalau sudah begitu rantai pengatur waktu pembakaran ini harus segera diganti.

Sebenarnya, rantai kamrat bawaan pabrik tidak akan atau susah putus bila dipakai untuk sehari-hari apalagi bila teratur ganti oli mesin kecuali dipakai untuk balap. Dan peranti ini tergolong dalam slow moving part, lantaran paling cepat rusak dalam waktu 3 tahun untuk pemakaian normal bahkan sampai 5 tahun.

Kerusakan yang terjadi biasanya hanya sebatas kendur, di mana dalam mekanismenya, ketegangan rantai dibantu oleh tensioner dan plat penekan yg terbuat dari palstik hitam. Dan umumnya karena tensioner ini sudah tak menekan rantai dengan sempurna maka akan terjadi bunyi.

Sebab prinsip kerja tensioner akan selalu menekan sesuai kekenduran rantai. Bila rantai sudah sangat kendur, biasanya diikuti dengan pengapian yang tidak sinkron karena pergerakan noken as tidak sesuai dengan putaran maju-mundur magnetnya.

Budiana, mekanik bengkel Pondok Oli berusia 32 tahun asal Cianjur, telah membeberkan berbagai seluk beluk penanganan rantai keteng kepada kami.

Jika jenis rantai keteng motor Anda memakai tensioner, sebaiknya diganti 1 set rantai berikut tensioner serta lidah atas dan bawah. Namun jika model lawas yang tanpa tensioner, maka harus diganti 1 set dari rantai, gir atas–bawah, roll hitam dan pin penekan rantai.

Untuk yang memiliki tensioner, biasanya memiliki baut penyetel otomatis yang akan mengencang kala rantai mulai kendur, sementara yang model lawas harus dikencangkan dengan cara manual.

Urutan pengerjaan untuk membongkar rantai kamrat memang agak rumit. Sebab perlu membuka magnet, blok mesin dan sebagainya. Apalagi untuk motor yang memiliki radiator, jelas makin sulit.

(kpl/tr/abe)

© PT Topindo Atlas Asia 2024