Valentine, mobil klasik ikut nongkrong di mal
Valentine, mobil klasik ikut nongkrong di mal
Jelang valentine dan masih dalam rangka Imlek, tak hanya pasangan saja yang akan menikmatinya sambil berjalan-jalan di pusat perbelanjaan. Kawanan mobil tua dari Honda convertible dua kursi sampai hot rod ikut nongkrong di mal dalam balutan nuansa 'Tempo Doeloe'.
'Cinta Tempo Doeloe' memang menjadi tema dalam acara yang dihelat di Blok M Plaza, Jakarta Selatan. Pada 11-21 Februari, Charity Jakarta Recovery by ACT juga komunitas barang jadul vintage, dan anggota dari Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia yang kali ini memajang koleksinya. Termasuk sebuah Chevy Bell Air berwarna hijau di pelataran pintu masuk mal tersebut.
"Ini sama komunitas jadul untuk barang-barang. Kalau grup saya itu yang Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) kebanyakan mobil Eropa-Amerika," ujar Robby Djojosaputro, vintage car consultant di Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI).
Di antaranya ada Morris dengan atap putih yang dilengkapi stiker bendera Inggris dan logo GB (Great Britain) mengentalkan identitas negara asalnya. Ada pula Honda S500 yang merunut sejarahnya diproduksi tahun 1963–1964 dan hanya diproduksi 1.363 unit saja. Sehingga bukan tidak salah lagi, koleksi Robby itu adalah barang langka.
Tak ketinggalan sebuah Ford Coupe Hot Rod yang juga berbalut warna merah, pas dengan suasana Imlek. Plus, sebuah sedan Mercedes-Benz 200 atau berkode W114 berwarna kelabu dengan interior super-nyaman dan rapi, serta tabir matahari di kaca belakang bergaya retro Eropa.
"Sebenarnya ada juga komunitas jadulers. Djadoelers, ejaan lama. Kalau komunitas jadul untuk barang-barang, kalau komunitas djadoelers untuk khusus mobil-mobil. Tapi kebanyakan mobil tanggung (dalam hal usia). Tahunnya itu sendiri antara 1970 sampai sebelum tahun 1990-an. Itu disebut retro," tambah Robby.
Mobil-mobil pun terpajang bersama sebuah buntut sedan lawas yang diubah menjadi sofa untuk berfoto, lengkap dengan ornamen hati besar di belakangnya. Mereka yang masuk bisa melalui sebuah gerbang ala gapura Cina, sehingga menguatkan kesan tempo dulu tersebut.
