Kenapa Motor Bisa Turun Mesin? Yuk Bongkar Penyebabnya!

Kenapa Motor Bisa Turun Mesin? Yuk Bongkar Penyebabnya!

Sebagai pemilik motor, pasti kamu nggak mau dengar kata “turun mesin” saat mampir ke bengkel.

Soalnya, istilah ini bukan sekadar masalah kecil, ini tanda kalau ada kerusakan serius di kendaraan kamu.

Dan sayangnya, biaya perbaikannya bisa bikin dompet auto kering.

Turun mesin itu bukan cuma ganti spare part biasa. Mekanik harus bongkar total mesin dari rangka motor,

cek satu per satu komponen, dan perbaiki yang rusak. Prosesnya rumit, waktunya lama, dan biayanya bisa tembus jutaan rupiah.

Tapi kabar baiknya semua ini bisa dicegah! Yuk kenali penyebab utama turun mesin supaya kamu bisa rawat motor dengan lebih bijak.

Apa Sih Penyebab Motor Bisa Turun Mesin?

1. Telat Ganti Oli

Oli itu ibarat darah buat mesin motor. Fungsinya bukan cuma melumasi, tapi juga membersihkan,

dan mendinginkan komponen dalam mesin. Tapi kalau kamu telat ganti oli, pelumas ini bisa berubah jadi “ampas” yang malah bikin mesin rusak.

Oli yang sudah lama dipakai bisa mengental karena panas, tercampur partikel logam dan karbon, lalu kehilangan kemampuannya.

Akibatnya, piston, ring piston, dan bearing crankshaft bekerja tanpa perlindungan.

Gesekan logam pun makin parah, dan bisa bikin piston macet atau ring piston patah ujung-ujungnya, turun mesin.

Idealnya, ganti oli setiap 2.000–4.000 km, tergantung jenis oli dan rekomendasi pabrikan.

2. Malas Servis Rutin

Servis rutin itu bukan cuma soal ganti oli. Mekanik juga cek filter udara, busi, sistem bahan bakar, pendingin, dan kelistrikan.

Kalau kamu skip servis, masalah kecil bisa numpuk dan bikin mesin pelan-pelan rusak.

Filter udara kotor bisa bikin pembakaran nggak sempurna. Busi aus bikin tenaga motor drop.

Semua ini bisa dicegah kalau kamu rajin servis.

3. Sering Terjang Banjir

Motor dan banjir itu musuh bebuyutan. Air bisa masuk lewat karburator, intake udara, atau seal mesin yang udah aus.

Kalau air sampai masuk ke ruang bakar atau bercampur dengan oli, bisa terjadi hydro lock mesin terkunci karena kompresi air. Fatal banget!

Oli yang tercampur air juga nggak bisa melumasi dengan baik, dan bisa bikin karat di bagian vital mesin.

Efeknya nggak langsung terasa, tapi lama-lama bisa bikin mesin macet total.

4. Air Radiator Nggak Pernah Diganti

Buat motor yang pakai pendingin cair, air radiator itu penting banget. Kalau nggak diganti, kotoran dan karat bisa bikin aliran cairan terhambat.

Mesin jadi overheat, dan komponen seperti silinder atau ring piston bisa rusak. Idealnya, ganti air radiator tiap 10.000 km atau setahun sekali.

5. Modifikasi Mesin Asal-asalan

Modif mesin emang bikin motor makin kencang, tapi kalau asal-asalan, bisa bikin mesin cepat jebol.

Misalnya bore up tanpa ganti piston yang lebih kuat, atau nggak upgrade sistem pendingin.

Komponen standar jadi kerja ekstra, dan akhirnya nggak kuat. Kalau mau modif, pastikan konsultasi dulu ke bengkel yang paham.

Jangan cuma ngejar tenaga, tapi pikirkan juga daya tahan mesin.

6. Cara Berkendara yang Kasar

Kebiasaan seperti geber gas saat mesin dingin, ngebut di jalan rusak, atau narik gas tiba-tiba bikin mesin cepat aus.

Oli belum sempat menyebar, tapi komponen udah saling gesek. Lama-lama, piston dan crankshaft bisa kena imbasnya.

Berkendaralah dengan halus, panaskan mesin dulu, dan sesuaikan RPM dengan kondisi jalan.

Turun mesin itu bisa dicegah, kok. Kuncinya ada di perawatan rutin dan kebiasaan berkendara yang bijak.

Ganti oli tepat waktu, servis berkala, dan hindari kebiasaan yang bikin mesin kerja ekstra.

Dan kalau ngomongin oli, pastikan kamu pakai yang kualitasnya terjamin. Rutin ganti oli pakai TOP 1 Evolution,

yang sudah 100% sintetik dan dilengkapi teknologi Ester Fortified, bikin pelumasan makin maksimal dan mesin tetap adem.

Motor kamu pun siap diajak jalan jauh tanpa drama turun mesin. 

Yuk, rawat motor dari sekarang—biar tetap awet, bertenaga, dan bebas dari risiko overhaul!

 

© PT Topindo Atlas Asia 2024