Caroline Jane Kelly, sosok kalem 'haram' tergesa-gesa

Caroline Jane Kelly, sosok kalem 'haram' tergesa-gesa

Caroline Jane Kelly meletakkan tangan kirinya lues berpegang di pinggulnya. Senyum sekali lagi tertuai di wajahnya yang halus kala sejumlah fotografer bertubi-tubi menyinarinya dengan lampu blitz.

Suzuki New-Grand Vitara yang ada di sampingnya pun makin terasa gagah dan sporty. Sebuah paduan yang membuat pemegang kamera tidak perlu repot-repot cari sudut pandang pemanis. Semuanya sudah manis, semanis senyum Caroline.

Caroline

Gadis keturunan Jawa-Palembang dan ibu yang berdarah Belanda itu pun menyudahi sesi foto dan janji bertemu di ruang ganti dengan Otosia. "Hai, saya Caroline," ujarnya. Pemilik tinggi 173 cm ini sekali lagi senyum, membuat harum rambutnya makin menjadi, lantaran parfum yang sekiranya mahal. Lalu matanya yang bagus menunggu pertanyaan, dan bulu-bulu tipis di atas bibirnya nyaris membuat Otosia lupa pertanyaan.

Kamu memang suka SUV? "SUV suka, tetapi aku sehari-hari bawa city car. Aku pakai Honda Jazz, matik. City car cocok untuk aku, kecil, dan di kota yang super padat ini city car itu lebih cocok dan lebih hemat tempat. Kalau macet pun enggak susah bawanya, lebih gampang nyelip-nyelip, di gang-gang sempit juga gampang, menyiasati kemacetan Jakarta, untuk orang yang aktif seperti aku," celotehnya.

Caroline

Caroline sebenarnya mengaku suka semua city car. Namun selain Honda Jazz, ia juga terpikat dengan Suzuki Swift. "Sebenernya suka semua city car. Kalau boleh pilih, aku suka city car Swift. Aku suka karena bentuknya ringkas, lebih sporty, dan aku prefer matik daripada manual. Ya itulah Jakarta macet kan, apalagi cewek kan, lebih safety," akunya.

Penyuka jazz yang doyan Chinese food ini pun mengaku tak langsung bisa membawa mobil seperti sekarang. Menurutnya, sembilan tahun yang lalu, gadis berbintang Pisces kelahiran Jakarta, 12 Maret 1985, memulainya dengan mobil ibunya, sebuah sedan Mitsubishi Galant.

"Pertama kali belajar nyetir waktu aku SMP, 9 tahun yang lalu. Itu pakai mobil mamah, sedan Mitsubishi Galant. Sebenernya aku hanya iseng, cuma supaya bisa, belajar keliling kompleks. Tapi enggak keluar bener-benar megang mobil justru pas punya mobil sendiri, berani belajar keluar, itu matik."

Caroline

"Di Bintaro, waktu itu aku lagi ke dokter kulit, iseng-iseng sok pede nyetir bawa mobil mamah. Mau parkir tapi nabrak pohon. Enggak trauma sih. Sejak itu tetep sering pake."

Pohon korban senggolan itu memang tidak membuatnya emosi karena Caroline ternyata lebih emosi dengan sepeda motor. "Yang paling emosi, sorry to say, motor. Soalnya aku cewek enggak terlalu agresif bawa mobil, tapi kalau motor agresif banget kan. Akhirnya ngalah-ngalah. Karena takut kena motor. Suatu kali, lagi baik-baik jalan, lagi kalem, tiba-tiba motor nyalip dari kiri dan itu bikin bemper aku lepas. Ya udah, motornya kabur gitu aja. Jadi ya paling bikin emosi ya motor," keluh bintang iklan Polytron, pengharum pakaian, dan kosmetik itu.

Kamu benar-benar enggak pernah ngebut ya kalau bawa mobil atau tergesa-gesa? "Aku takut, aku kalem banget bawa mobil. Dalam kota paling 60 km/jam. Paling kenceng, di tol enggak pernah sampai 120 km/jam," ujarnya. Ya, tetap berhati-hatilah berkendara, Carol!

(kpl/why/abe)

© PT Topindo Atlas Asia 2024