Memajukan timing angle dengan magnet racing
Memajukan timing angle dengan magnet racing
Di dunia racing, banyak jenis magnet khusus mesin kompetisi. Kelebihannya dapat diracik di atas kemampuan magnet standar. Setting magnet standar hanya mampu menggapai 9.000 hingga 11.000 rpm.
Sementara magnet racing bisa di atasnya atau 13.000 - 14.000 rpm. Menurut Benny Jati Utomo, Tuner balap dari Star Motor, titik pengapian atau derajat timing-nya bisa jauh lebih maju atau mundur dibanding magnet standar.
Diameter lempengan magnet yang lebih kecil menyebabkan berkurangnya jarak pembacaan perbedaan sinyal oleh pulser. Hasilnya tentu mempercepat datangnya arus pengapian ke CDI. Ritme percikan api busi lebih cepat yang akhirnya berdampak cepatnya siklus ledakan kabut bahan bakar di ruang bakar. Akan tetapi, magnet terlalu ringan juga tidak baik, karena akan menghilangkan moment.
Di luar spontanitas menggunakan magnet racing, tersimpan risiko tinggi. Hal ini bisa terjadi akibat salah menetapkan timing pengapian. Terlalu maju atau mundur bisa menyebabkan mesin overheating yang berakibat macetnya piston.
Kita mesti mengetahui dahulu karakter magnet racing yang akan dipasang. Misal, magnet Yamaha YZ125 diracik pabrikan untuk memenuhi kebutuhan pengapian motor dengan stroke 54 mm. Jika dipasang di motor dengan stroke 52 mm, didapat titik pengapian lebih maju.
"Timing harus dimundurkan beberapa derajat dengan memanfaatkan timing light sebagai pemandu pengukuran. Jangan asal pasang, mesin bisa jebol," wanti Benny.
(kpl/tr/vin)