Memanfaatkan car free day untuk mereduksi potensi kecelakaan
Memanfaatkan car free day untuk mereduksi potensi kecelakaan
Kecelakaan lalu lintas tak pernah mengenal gender, strata sosial, ekonomi, bahkan hukum dan politik. Siapapun bisa menjadi pelaku atau korban kecelakaan. Fakta memperlihatkan, kita kehilangan tiga jiwa tiap jam akibat kecelakaan di jalan.
"Saatnya Indonesia berani untuk bertindak, mencegah fatalitas kecelakaan, kalau kita mau, pasti bisa," tegas Edo Rusyanto, ketua umum Road Safety Association (RSA), saat sosialisasi keselamatan jalan di ajang Car Free Day (CFD), di Jakarta, Minggu pagi (21/4).
Masyarakat pengguna jalan bisa mereduksi potensi kecelakaan. Bahkan, lewat ikhtiar yang berkesinambungan, berpeluang memperkecil fatalitas kecelakaan. Seperti diketahui, sepanjang 1992-2012, lebih dari 300 ribu jiwa tewas sia-sia di jalan raya.
Penularan kesadaran keselamatan jalan oleh elemen masyarakat melalui ajang-ajang informal. RSA Indonesia sebagai elemen masyarakat, blusukan ke sel-sel masyarakat melalui medium komunitas atau kelompok pengguna kendaraan sejak tahun 2007. "Kami punya ajang kopi darat keliling alias kopdarling yang rutin digelar tiap bulan," ujar Lucky Subiakto, sekjen RSA.
Salah satu medium yang dipergunakan adalah ajang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (car free day) di Jakarta. Dalam ajang itu, sedari pagi, banyak didatangi warga Jakarta untuk berjalan kaki, bersepeda, dan berolahraga senam. "Hari Minggu pagi ini kami ingin mengajak masyarakat lebih aman dan selamat saat berkendara," kata Rio Octaviano, badan pengawas RSA Indonesia.
Menurut Edo, materi yang disampaikan ke publik adalah ajakan untuk mengaplikasikan Segi Tiga RSA. Komponen segi tiga itu mencakup ketaatan pada aturan (rules), perilaku (attitude) berkendara yang aman dan selamat, serta berketrampilan (skill) yang memadai dalam berkendara.
"Ketiga unsur itu saling terkait, salah satu saja diabaikan, maka bisa berpotensi dan memicu kecelakaan di jalan," ujar Edo.
Selain di ajang CFD, Minggu siang, relawan RSA Indonesia juga mensosialisasikan keselamatan berkendara di Senayan, Jakarta. Ajang yang digelar salah satu media cetak dan mitranya itu, dimanfaatkan untuk mengajak lebih banyak lagi masyarakat yang peduli keselamatan jalan.
Indonesia harus memikul beban 13 kasus kecelakaan tiap jam. Bergelimpangannya para korban usia produktif, berpotensi menggerogoti kehidupan masyarakat dan merusak daya saing. Saatnya Indonesia bertindak.
(kpl/nzr/vin)