Mengkampanyekan budaya malu lewat foto

Mengkampanyekan budaya malu lewat foto

Budaya malu pada bangsa khususnya masyarakat Indonesia memang sudah terkikis habis. Tak ada lagi rasa dan keinginan untuk mentaati peraturan, seperti di jalan raya, fasilitas umum dan tempat-tempat lainnya.

Dengan latar belakang untuk mendalami mengapa budaya malu masyarakat kian menipis, Firmansyah Saftari pun mencoba mencari cara untuk mengkampanyekan budaya malu yang menurutnya bisa lenyap bila tidak dipertahankan.

Salah satu penyebab menipisnya budaya malu tersebut adalah adanya segelintir orang yang tidak mentaati peraturan dan tidak disiplin di jalan raya.

Banyak pengendara yang tak disiplin

Untuk membuat efek jera dan malu terhadap pelanggar peraturan, pada tahun 2005 silam, Saftari pernah membuat situs www.maludong.com yang berisi foto-foto para pelanggar yang direkam oleh beberapa orang yang mendukung budaya malu. "Foto-foto tersebut hasil jepretan beberapa orang dan menguploadnya ke situs kami," ujar Saftari.

Dikarenakan sesuatu hal, situs yang pernah digarap Saftari tersebut berpindah tangan. Dan untuk terus mengkampanyekan budaya malu, pada (11/12), bertempat di Aula Garda, Garda Oto, Jakarta, Saftari kembali meluncurkan situs barunya, yakni www.maludeh.com.

foto pelanggaran lalu lintas diupload ke situs maludeh

"Pada intinya, www.maludeh.com adalah kelanjutan dari situs www.maludong.com. Dimana, situs ini tetap menampilkan foto-foto pelanggaran yang terjadi setiap hari dan dimana pun. Semua foto-foto bisa langsung diupload di www.maludeh.com," katanya.

(kpl/tr/sno)

© PT Topindo Atlas Asia 2024