Program mobil murah akan serap 17.000 pekerja

Program mobil murah akan serap 17.000 pekerja

Pewujudan program mobil murah yang diregulasikan pemerintah diperkirakan akan serap tenaga kerja dalam jumlah besar. Jumlah itu seiring dengan besarnya animo publik terhadap mobil murah ramah lingkungan ini.

Dimana nantinya program mobil murah ini akan juga disokong oleh besarnya investasi sejumlah produsen. Dan juga termasuk para investor asing.

"Tenaga kerja baru dari LCGC ini akan mencapai ribuan. Sekurangnya 7.000 orang untuk perakitan, dan 10.000 orang lagi untuk purnajual," ungkap Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian di Jakarta.

Sebelumnya, para pimpinan di Toyota Group bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait komitmen investasi di Indonesia. Satu dari sekian hal yang juga diharapkan dalam pertemuan tersebut adalah kemudahan agar industri kecil Jepang bisa masuk ke Indonesia.

Hal ini terkait dengan permintaan Pemerintah Indonesia agar komponen lokal diperbanyak. Dengan masuknya industri kecil dan menengah dari Jepang ke Indonesia, maka ongkos produksi akan makin bisa ditekan.

Toyota sendiri sudah membuktikan niat kuatnya untuk mengembangkan mobil murah di Indonesia, yang diwujudkan lewat Toyota Agya. Satu dari sekian syarat yang akan masuk dalam regulasi mobil murah di Indonesia sendiri adalah penggunaan industri lokal hingga 80 persen.

Konsep lokal yang dimaksud adalah pembangunan industri di Tanah Air, terlepas dari apakah produsen tersebut memang asli Indonesia.

Sudirman Maman Rusdi, Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor, mengatakan bahwa untuk memenuhi regulasi mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC), perolehan komponen dilipatgandakan 120 perusahaan pemasok Tier I dan 600 produsen Tier II. "Seluruhnya diproduksi secara lokal, dan kira-kira menyerap 760.000 tenaga kerja."

Pongky Prabowo, Director Production Engineering PT Astra Daihatsu Motor, membeberkan bahwa dari jumlah itu, yang benar-benar produsen dalam negeri sekitar 30 persen saja. "Sisanya merek internasional (yang memproduksi di sini) antara lain dari Jepang," ungkap Pongky.

Ia menyebut produsen Dasa Windu Agung sebagai salah satu produsen asli dalam negeri. Produsen yang bertempat di kawasan Bekasi, Jawa Barat, tersebut berkutat di wilayah pembuatan bagian plastik dan polyurethane untuk membuat bagian jok, termasuk head rest dan panel-panel interior.

(kpl/why/vin)

© PT Topindo Atlas Asia 2024