Strategi Daihatsu atasi mobil cacat produksi
Strategi Daihatsu atasi mobil cacat produksi
Cacat produksi mobil beberapa kali terjadi di Indonesia. Penarikan produk pun tak terhindarkan walau setiap produsen sudah pasti memberikan layanan secara cuma-cuma. Namun yang dikhawatirkan jika cacat tersebut berdampak ketika kendaraan sedang dilajukan.
Dalam hal ini, Daihatsu berusaha mengeliminasi kejadian tersebut dengan beberapa strategi. Mohammad Sadewo, Production Division Head Karawan Assembly Plant menyebut setidaknya ada dua hal utama yang diperhatikan. Pertama, melakukan penyegaran agar tidak jenuh.
"Kedua, terutama untuk produk baru, kita wajibkan setiap orang itu touching unit minimal 1.000 unit. Dengan demikian, artinya orang akan lebih benar dalam proses yang dia lakukan sehingga kalau sudah learning, kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan itu bisa dieliminasi. Itu yang dipatok sama kita," aku-nya.
PT Astra Daihatsu Motor sebelumnya punya catatan penarikan terhadap 3.227 Sirion produksi Januari 2008-Maret 2011 dan Gran Max Minibus (GM MB) dan Blind Van (GM BV) produksi tahun 2007 dan 23 Oktober 2008. Perusahaan disebut sudah menyiapkan dana miliaran untuk suku cadang pengganti dan juga menyiapkan 150 dealer untuk membantu proses penggantian komponen.
Perbaikan ini sendiri menidaklanjuti hasil pengecekan bahwa ditemukan tetesan air dari selang pembuangan air AC di Sirion dan mengenai bagian steering rack. Sementara itu, di Gran Max terdapat kemungkinan keretakan di dudukan ban pada bagian belakang bawah mobil.
Artikel Terkait
Daihatsu Punya Pasukan Spesial
Berapa Sih Sebenarnya Daihatsu yang Terjual
Pak SBY Bangga dengan Minivan Daihatsu
(kpl/why/rd)