Sukses berbisnis restorasi Vespa

Sukses berbisnis restorasi Vespa

Vespa yang dulunya sempat tak dilirik lantaran dianggap ‘menyusahkan’ alias si jago mogok, kini malah kembali marak dan disukai lantaran mewakili gaya hidup. Komunitas atau club memang mulai marak beberapa tahun belakangan ini.

Ada yang suka dengan varian klasik seperti tipe VBB lansiran tahun ’60 hingga ’65, ataupun VBC yang mewakili era 70-an dan ada pula yang lebih suka dengan yang berteknologi modern yang ditandai dengan produk produk bertransmisi otomatis.

VBB 1960

Gambar. VBB 1960

Adalah Abraham ‘Bram’ Houtman yang sangat mendalami dunia Vespa. Ia adalah seorang pengusaha bengkel yang kerap merestorasi Vespa menjadi sebuah kendaraan yang reliable dan mewakili lifestyle. Pekerjaan yang ia lakukan sejatinya adalah membangun Vespa berkondisi ‘bangkai’ untuk dikirim pada pemesannya di luar negeri.

“Jujur saja, saya menjalankan usaha ini karena melihat peluang bisnis” sebut pria yang memulai usahanya di tahun ‘99 ini. Sebelumnya, para pecinta Vespa dari Amerika maupun Eropa banyak yang hunting ke negara seperti Vietnam, namun karena kualitas Vespa di sana makin menurun, baik secara ‘bahan’ maupun restorasi, akhirnya mereka hijrah ke Indonesia karena dianggap populasi Vespa nya masih melimpah.

VBC 1970

Gambar. VBC 1970

“Seiring berjalannya waktu dan untuk menyiasati pasar, saya mulai berinovasi dengan penambahan sidecar atau sespan. Trend ini mulai menyeruak di tahun 2002,” ungkap pria berusia 30-an ini. Nah, Bram boleh berbangga hati, sebab bengkelnya Scooter 99, pernah menjadi yang nomor satu di Asia sebagai perakit Vespa sespan. Malah India mulai ikut-ikutan langkahnya, dan lucunya di Indonesia pun akhirnya ada pengekor lainnya.

Vespa

Saat disadari mengekspor Vespa lawas tak lagi profitable, Bram juga harus berinovasi dengan Vespa lansiran baru seperti tipe PX. Dan kini tak hanya sespan saja yang diracik, namun ia juga merancang skuter roda tiga seperti Ape Pickup dan Ape Calesino (softop).

Vespa

Ini dilakukannya karena mengingat budget yang dikeluarkan tak banyak, Ape bisa dibangun dari rangka Bajaj yang notabene masih banyak di sini. So, bila kita bicara jujur, mengapa hanya orang bule yang bisa mengapresiasi barang yang kerap ditemui dalam kondisi rongsokan ini?

(kpl/tr/abe)

© PT Topindo Atlas Asia 2024