Test Ride Ninja 250 RR Mono, Si Pelibas Zaman

Test Ride Ninja 250 RR Mono, Si Pelibas Zaman

Menyebut angka 250 untuk Kawasaki, rasa-rasanya kesan di kepala begitu melekat pada sosok bongsor Ninja 250 dua lampu yang walau sosoknya sport, tetapi posisi pengendara nyaris tegak.

Kawasaki Ninja RR Mono (RR 250SL), Si '250' yang satu ini, justru berbeda dan langsung menegaskan ucapan pihak Kawasaki Motor Indonesia dalam peluncurannya, bahwa 'Kawasaki baru saja menuliskan halaman baru dalam sejarah 30 tahun, nama Ninja' dengan menghadirkan sosok Supersport satu silinder 4-tak tersebut.

Jangan dulu bicara soal mesin 4-taknya yang ingin merevisi kegalakan RR 150. Bentuknya saja sudah beda dengan keluarga 250 dari Kawasaki. Kalau dari samping, memang jangkung dan tunggingannya boleh dibilang serupa. Namun begitu menatapnya dari depan, Si 250 yang satu ini bagai sukses ikut program diet.

Lima motor tersedia pada tes di Sirkuit Sentul. Medannya cocok karena Ninja 250 RR Mono memang didesain khusus untuk pengendara berorientasi sport.

Yusuke Shimada, Marketing Deputy Division Head Kawasaki Motor Indonesia, dalam peluncurannya mengatakan bahwa tambahan inisial RR itu memang supaya rasanya diharapkan seperti RR, walau yang 150 bermesin 2-tak, sementara yang 250 pakai 4-tak demi regulasi emisi Euro-3 dan peraturan soal knalpot bising.

Apakah sama galaknya? Ini yang akan kita coba.

Begitu start dimulai, dan gas langsung dipelintir, maka respon mesinnya lumayan menjambak. Inidikasinya boleh jadi karena Ninja 250 RR Mono ini memakai mesin trail mereka, KLX 250, yang sedikit diselaraskan. Namun tetap saja tidak ada 'soul' Ninja RR 150, yang punya "jambakan setan" kala Super Kips terbuka.

Seperti juga trail yang harus sikat medan berundak, maka tenaga putaran bawahnya pun cukup meledak-ledak.

Posisi duduk bolehlah satu rasa dengan RR 150. Desain tangki lansing mengerucut saat mendekati jok, memungkinkan pengendara nyaman membekap saat menikung, ditambah pula setang clip-on atau model jepit.

Namun, desain bagian atas tangki mengembang sehingga lengan bagian dalam mudah bertumpu saat menikung. Bisa disimpulkan, desainnya cukup ergonomis.

Lain dari itu, motor dengan 6-percepatan ini terasa mumpuni di gigi-gigi awal. Namun iseng-iseng coba geber di gigi 3 saja sampai mentok dengan rpm di atas 7.000, ada rasa aneh yang muncul. Mesin seperti tersedak-sedak sehingga laju kencang motor sedikit tersendat, seperti ada pasokan bahan bakar yang tidak lancar, mungkin juga limiter. Namun setelah oper ke gigi diatasnya, rpm 7.000 rasa tersebut hilang.

Test driver lain juga berujar bahwa putaran atasnya tidak sekuat putaran bawah. Namun, uji di tikungan menunjukkan pergerakan yang lincah. Mungkin ini efek dari penggunaan rangka trellis berbahan high tensile-steel plus velg dengan bobot ringan (bobot total RR 250 Mono adalah 151 kg), ditambah dimensi dan ukuran ban yang lebih kecil. Ban depan 110/80-17 M/C 52S dan belakang 130/70-17 M/C 62S.

Perannya sebagai motor yang mengandalkan speed pun boleh diacungi jempol. Angka 150 km/jam pun berhasil Otosia lihat pada panel instrumen yang bersistem digital. Sementara itu, rider-rider lain ada yang 140-an km/jam, ada juga yang di atas sedikit, 152 km/jam.

Tes yang berlangsung pukul 11.00 siang itu seharusnya bisa juga dipakai untuk menguji bagaimana rasanya jika ia dikendarai di tengah kota, apalagi panas-panasan saat macet.

Soalnya, dia punya teknologi cover radiator yang mengalirkan udara ke bawah dan menjauh dari pengendara, ketika motor sedang terjebak macet. Tapi ini tidak terasa maksimal, mengingat sejuknya udara Sentul ditambah cuaca yang sedikit mendung.

Kalau disandangkan jabatan sebagai pengganti RR 150, setidaknya ada sejumlah adaptasi dengan kondisi saat itu, antara lain dengan kenyataan bahwa motor 2-tak harus tergusur regulasi, baik karena emisinya maupun karena bisingnya suara knalpot.

Lain dari itu, kehadiran RR 250 Mono sebenarnya mengakomodasi tubuh orang Indonesia yang kian lama, tanpa disadari, kian berstandar besar.

Pendek kata, Kawasaki Ninja RR Mono ini bolehlah jadi si penyesuain zaman dari roh 150 'si jambakan setan'.

(kpl/why/rd)

© PT Topindo Atlas Asia 2024