Pandangan Ducati soal moge Kawasaki dan Yamaha

Pandangan Ducati soal moge Kawasaki dan Yamaha

Pasar motor besar beberapa tahun yang lalu masih didominasi oleh segelintir merek. Kini, nama seperti Kawasaki secara konsisten merambah pasar moge dengan pilihan-pilihan baru. Sementara itu, Yamaha juga mulai secara komersial lewat dua motor superbike dan satu touring.

Ducati, selaku pemain lama, tetap merasa tidak tersaingi. Bukan hanya soal beda segmen karena perbedaan harga motor yang masih jauh, Ducati malah merasa terbantu dengan adanya moge Kawasaki dan Yamaha.

"Sekarang kan Jepang sudah mulai masuk moge, terutama Kawasaki, Yamaha mulai juga. Menurut saya sih bagus ya. Dulu kita sendirian main. Ada Harley sih, tapi kan mereka beda genre ya," ucap Presiden Direktur PT Supermoto Indonesia Agustus Sani Nugroho.

Menurut dia, dulu Kawasaki bermain di kelas motor 250 cc dan mentok di pasaran motor Rp 50 juta. Ducati sendiri menawarkan harga produk mulai dari Rp 250 juta.

"Dulu terlalu jauh. Sekarang Kawasaki punya motor di atas Rp 100 juta, bagus dong karena di antara kita ada yang ngisi kan. Tapi apakah kita terganggu? Enggak juga karena kita memang enggak di situ mainnya. Segmennya beda. Tapi justru kita kebantu karena (mereka isi) gap-nya," tambahnya.

Adanya moge Jepang ini menurut Agustus Sani Nugroho justru menghidupkan dunia otomotif. Dengan adanya Kawasaki, setidaknya hal itu membantu konsumen untuk perlahan masuk ke level daya beli moge seharga Ducati.

"Kita kan gak harus main bebek terus. Ekonomi juga sudah naik. Dulu kita beli motor harga Rp 100 juta mahal. Sekarang Kawasaki jual motor Rp 100 juta kayak kacang goreng. Penjualannya ribuan. Berarti kan banyak orang bisa beli. Sekarang orang iya mahal kalau beli motor Rp 200 jutaan, tapi kan lama-lama (meningkat secara ekonomi dan mampu beli).

(kpl/why/nzr/rd)

© PT Topindo Atlas Asia 2024