Tips bridging audio mobil

Tips bridging audio mobil

Otosia.com -

Istilah bridging mungkin sudah akrab di telinga penggemar audio. Metode bridging dipakai untuk mendapatkan output daya amplifier menjadi lebih besar dengan cara meringkaskan output channel.

Contohnya, sinyal output yang terdiri dari dua channel atau empat channel dari amplifier dibuat menjadi satu channel atau dua channel saja. Efeknya, amplifier bisa menghasilkan daya yang lebih besar untuk mensuplai speaker agar lebih kuat suaranya.

Biasanya, bridging power dilakukan untuk men-drive satu subwoofer. Output daya dua channel stereo dibuat mono, sehingga dentuman subwoofer lebih kencang. Semisal, amplifier A memiliki kemampuan daya 2x50 watt (4 ohm), maka setelah di-bridge dayanya lebih besar menjadi 1x200 watt (2 ohm). Cara tersebut disebut mono bridging.

Bridging Audio Mobil

Sedangkan konfigurasi bridging lainnya adalah dengan mengubah hambatan menjadi 2 ohm. Dengan cara ini, Anda tetap bisa men-drive dua subwoofer stereo namun pasokan daya tetap besar. Output dayanya akan menjadi 2x100 watt (2 ohm).

Sebelum mem-bridge amplifier, ada beberapa hal yang mesti Anda perhatikan. Pertama, jangan sampai sembarangan menghubungkan kabel/ Bacalah buku manual yang menerangkan bahwa amplifier tersebut bisa di-bridge atau tidak.

Sebut saja, amplifier lansiran TruTechnology. Pada produk itu tertera Rated Power/channel: 4x150 watt @ 4 ohm, 4x250 watt @ 2 ohm, dan Bridge Mode 2x500 watt @ 4 ohm. Lalu, lihat pula kestabilannya di hambatan tertentu. Biasanya akan diterangkan, amplifier tersebut tetap stabil di 4 ohm, 2 ohm atau 1 ohm.

Bridging Audio Mobil

Selanjutnya, kenalilah jenis amplifier yang digunakan. Amplifier terdiri dari dua jenis, yaitu amplifier High Current dan High Power. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Biasanya amplifier jenis High Power tidak disarankan di-bridge pada hambatan 2 ohm mono.

Meski menghasilkan daya yang lebih besar, namun bisa memperpendek umur amplifier dalam 2-4 bulan saja, karena amplifier akan cepat rusak. Sementara amplifier High Current memiliki konfigurasi daya yang lebih fleksibel. Amplifier ini dapat dibridge mono pada 1 ohm.

Ikuti petunjuk bridging yang benar dari buku manual amplifier karena tidak semua amplifier memiliki teknik pemasangan kabel yang sama. Dalam buku manual tersebut selalu dijelaskan cara penyambungan kabel kutub positif atau kutub negatif ke speaker.

Dan, yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan subwoofer itu sendiri. Untuk meladeni output daya yang keluar dari amplifier, gunakan subwoofer yang memiliki daya sama besarnya dengan output daya yang dikeluarkan amplifier. Sesuaikan pula ketebalan kabel dengan arus listrik yang akan mengalir.

(kpl/tr/abe)

© PT Topindo Atlas Asia 2024