Davy Tulian: Perang antar merek 'berdarah-darah'

Davy Tulian: Perang antar merek 'berdarah-darah'

Para produsen otomotif masih setia menunggu beberapa kebijakan dari Pemerintah yang tak kunjung turun.

Seperti diketahui, berbagai kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia, seperti kenaikan uang muka kredit kendaraan bermotor (loan to value/LTV), kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif tenaga listrik (TTL), kenaikan Upah Minimum Regional (UMR), serta persaingan dan kondisi ekonomi domestik maupun global, tentu akan menjadi faktor yang amat berpengaruh terhadap pencapaian industri otomotif di tahun mendatang.

Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil domestik pada tahun 2012 tercatat sebanyak 1.116.230 unit, berarti mengalami kenaikan sebanyak 24,8% dibanding tahun 2011 yang hanya sebesar 894.164 unit.

Bahkan peningkatan ini pun diikuti dengan angka produksi industri otomotif. Sepanjang tahun 2012, produksi mengalami peningkatan, bahkan lebih besar dari persentase kenaikan penjualan.

Produksi tahun 2012 tercatat sebesar 1.076.157 unit, naik sebanyak 28,4% dibandingkan tahun 2011 yang hanya 838.388 unit. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa ada kenaikan ekspor mobil dari Indonesia.

Dengan peningkatan selama tahun 2012 tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sendiri memprediksi pangsa pasar mobil domestik Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan signifikan. Sayangnya, prediksi dari Kemenperin itu tak dibarengi dengan kebijakan-kebijakan baru yang sedang ditunggu produsen otomotif di Tanah Air.

Menurut Davy Tulia, Direktur Marketing & DND PT Suzuki Indomobil Sales, saat ini para produsen otomotif masih menunggu sambil terus berhitung dan mempersiapkan strategi jitu untuk menghadapi kebijakan Pemerintah ini.

"Jika Pemerintah sudah memberikan lampu hijau pada regulasinya, kenaikan harga pun tidak bisa dihindarkan. Pokoknya, tahun ini perang antar merek akan terjadi hingga berdarah-darah," tambahnya.

(kpl/tr/bun)

© PT Topindo Atlas Asia 2024