Mendiknas namai mobil listrik karya mahasiswa ITS Easy

Mendiknas namai mobil listrik karya mahasiswa ITS Easy

Otosia.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh meresmikan peluncuran mobil listrik di Gedung Rektorat Institut Teknologi 10 November (ITS), Surabaya, Jawa Timur. Tak hanya itu, M Nuh juga berkesempatan memberi nama mobil buatan mahasiswa ITS tersebut dengan nama EC-ITS.

Mobil listrik berkonsep city car (mobil perkotaan) yang dirancang mahasiswa ITS Surabaya itu memiliki kecepatan maksimum 100 km perjam dengan spesifikasi range 100 km per charge dan DC motor 20 kw serta menggunakan rasio perbandingan gigi tunggal 1:6.

Sementara prototype mobil listrik berkapasitas emapat penumpang ini, adalah prototype untuk platform riset, bukan untuk komersial. "Namun, untuk ke depannya saya harap mobil buatan anak-anak bangsa ini akan dijual massal dengan harga yang terjangkau," kata M Nuh, Kamis (26/1).

Selain itu, M Nuh juga berkesembatan memberi nama mobil listrik bergaya sporty itu dengan nama EC-ITS. "Easy yang artinya mudah, jadi E dan C saya maksudkan adalah easy, yang dibuat oleh mahasiswa ITS," tuturnya.

Sementara itu, dosen pembimbing mahasiswa pembuatan mobil listrik M Nur Yuniarto mengatakan, memang saat ini mobil city car belum dirancang untuk mobil komersil, dan hanya sebatas mobil riset saja. "Karena itu, beberapa komponen masih menggunakan lampu dari mobil-mobil komersil yang sudah ada," terang dosen Teknik Mesin ITS tersebut di sela-sela lounching.

Nantinya, lanjut dia, kalau pembuatan mobil listrik dengan biaya Rp 400 juta dan dibuat selama lima bulan tersebut, akan dilakukan perubahan desain dan komponen body mobil bila siap diproduksi masal.

"Masih memerlukan beberapa saat lagi agar mobil ini bisa dimiliki oleh masyarakat luas," katanya.

Yuniarto juga menjelaskan, mobil listrik yang dikerjakan oleh 20 orang, memiliki kontrol listrik selama 6 hingga 8 jam. Di masa mendatang, kata Yuniarto, fokus penelitian dan pengembangan mobil listrik ini adalah penelitian dan pengembangan motor listrik serta sitem kontrolnya, penelitian dan pengembangan battery dan battery management sistem (BMS)-nya, penelitian dan pengembangan untuk memaksimalkan performa mobil.

"Yang jelas, mayoritas komponen mobil 'city car' listrik itu buatan mahasiswa kami, kecuali motor penggerak atau baterai yang masih beli dari luar negeri, tapi kalau nantinya dijadikan untuk skala industri, tentu kami akan merancang dengan baterai dalam negeri," tandasnya.

Sementara itu, untuk menunjukkan performa mesin mobil listrik tersebut, mahasiswa ITS mencoba mobil tersebut berkeliling kampus. Dan menurut mereka, mobil ciptaannya itu memiliki sistem pengeriman yang cukup andal (tajam), meski berada pada kecepatan tinggi. (mdk/and/did)

(mdk/did)

© PT Topindo Atlas Asia 2024