Produk LCGC pukul penjualan mobil seken?

Produk LCGC pukul penjualan mobil seken?

Kebijakan mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) di bawah Rp. 100 juta menjadi kabar gembira bagi masyarakat yang menginginkan mobil dengan harga terjangkau. Namun di sisi lain, disamping dikhawatirkan jalan-jalan tambah sesak, juga diramalkan bakal memukul penjualan mobil bekas.

Meski akhirnya kebijakan LCGC molor lagi, tetap menimbulkan kegelisahan di kalangan pedagang mobil seken. Dampaknya akan terasa pada penjualan mobil bekas yang bermain di rentang harga antara Rp. 75 - 100 juta, terutama pasaran seken Avanza, Xenia dan sejenisnya.

"Saya baru dengar kabar kalau kebijakan LCGC mundur lagi. Tapi itu tetap ada pengaruhnya bagi penjualan mobil bekas, terutama di kelas Avanza, atau kayak Daihatsu Ceria KL tahun 2001, bekasnya saja kisaran Rp. 30-an juta, tipe KX-nya tahun yang sama sekitar Rp. 45 juta," ujar James, pemilik sebuah gerai mobil seken di bilangan Jakarta Pusat.

Pedagang mengaku serba salah jika unitnya lama laku. Karena mobil yang masa pajaknya akan habis harus segera terjual karena jika tidak pedagang terpaksa harus membayar pajaknya. Apalagi pembiayaan kredit kendaraan bermotor (KKB) kendaraan bekas bunganya lebih tinggi dibandingkan mobil baru.

Persoalan lain yang dihadapi selain perpajakan, adalah berbagai aturan perbankan yang dirasa cukup merepotkan bagi pedagang mobil bekas. Lain lagi Ferry S, salah satu pemain mobil bekas mengaku tidak terlalu khawatir karena konsumen memiliki penilaian yang berbeda dalam membeli mobil.

"Aturannya kan katanya mundur lagi, jadi saya belum bisa mereka-reka terlalu jauh seberapa besar dampaknya. Kalaupun mobil murah nanti dijual di bawah Rp. 100 juta, kalau ternyata kualitasnya kurang bagus, banyak konsumen yang kecewa, kan bisa jadi kalau dijual lagi harganya jatuh. Saya rasa konsumen juga akan pikir-pikir lagi membeli mobil LCGC," tandasnya.

Menurut Ferry, konsumen mobil cukup pintar dalam memilih mobil. Konsumen akan membeli mobil seken yang berkualitas dan masih gres ketimbang membeli mobil baru yang dari segi kualitas dan kelengkapan belum terbukti.

Baik James maupun Ferry meyakini, jika seandainya program tersebut keluar dan bersamaan dengan munculnya mobil-mobil murah, dalam jangka panjang produk-produk LCGC tidak akan memberi pengaruh banyak penjualan mobil seken secara keseluruhan.

"Kita lihat saja nanti mas, kan mobil-mobil LCGC belum teruji kualitasnya," pungkas Ferry.

(kpl/nzr/bun)

© PT Topindo Atlas Asia 2024