RSA sadarkan warga kota kembang

RSA sadarkan warga kota kembang

Road Safety Association (RSA) Bandung yang dimotori Ibrahim, menggelar aksi kampanye keselamatan jalan di perempatan Jl Soekarno-Hatta, Bandung, Jawa Barat, Minggu (16/12).

Aksi ini mengajak pengguna jalan agar lebih hati-hati dan waspada berkendara di jalan. Maklum, di Indonesia rata-rata per hari ada sekitar 300 kasus kecelakaan.

Jalan itu menghubungkan pintu tol Buah Batu dengan akses ke Cimahi, Cileunyi dan Jatinangor. Poros strategis menghubungkan kota Bandung dengan kawasan di sekitarnya. Wajar saja cukup banyak kendaraan yang wara-wiri.

"Kami membentangkan spanduk di empat titik persimpangan Buah Batu," tutur Bang Ibrahim, koordinator aksi lapangan RSA Bandung, Minggu (16/16) siang. Ibra yang juga Humas Nouzers mengaku, apa yang dilakukan hari itu adalah untuk kepentingan rakyat pengguna jalan. "Kami bergerak swadaya,"ujar Ibra yang juga admin Forum Nouvo Indonesia.

Para pejuang keselamatan jalan (road safety) itu berasal dari RSA, Soul GT Club Indonesia (SGTCI) Bandung, TVS Brotherhood Rider Apache Community (T-BRAC), Bikers Aston Rasuna Community (Barac), dan Avanza Xenia Club (Axic) Bandung.

Road Safety Association (RSA) Bandung

Mereka merapatkan barisan berbagi pesan keselamatan jalan dalam rangka Hari Merenung bagi Korban Kecelakaan Dunia (World Day of Remembrance-WDOR road traffic injury).

"Kita prihatin dan harus berbuat, kita tahu tiap hari rata-rata 89 korban tewas akibat kecelakaan di jalan," kata Eko Cahyono, sekretaris jenderal RSA, sesaat sebelum aksi, Minggu.

Para relawan road safety membagikan 1.500 flyer kepada para pengguna jalan yang mayoritas adalah pesepeda motor. Selain itu, setiap lampu merah menyala, para relawan membentangkan spanduk berisi pesan keselamatan jalan.

Para relawan mengaku senang melaksanakan kegiatan yang berlangsung sekitar 1,5 jam. Mereka berharap kegiatan seperti itu dilakukan berkelanjutan. "Kami sangat senang dan mudah-mudahan kecelakaan berkurang di Jawa Barat," ujar bro Devri, dari SGCI Bandung.

Bagi Agus Juang Hanura dari Axic, keselamatan jalan adalah kebutuhan bagi semua pengguna jalan. "Kegiatan ini mesti dilanjutkan dengan penyuluhan ke masyarakat, termasuk dengan visual video kecelakaan sebagai shock therapy," ujarnya.

Bahkan, TBRAC bakal menggulirkan kegiatan serupa pada Januari 2013. "Kami akan menggelar aksi sama dengan pesan-pesan keselamatan yang bervariasi," tutur Kang Iyan dari T-BRAC.

Lahirnya hari perenungan korban kecelakaan lalu lintas jalan dicetuskan oleh World Health Organization (WHO). Badan dunia itu menetapkan 18 November sebagai hari perenungan atau WDOR. Maklum, jumlah korban yang tewas akibat kecelakaan di dunia mencapai 1,3 juta jiwa per tahun.

Di Indonesia, perenungan pertama kali dilakukan tahun ini oleh RSA. Setelah itu diikuti oleh instansi pemerintah yakni Kementerian Perhubungan dan Kepolisian RI.

(kpl/nzr/abe)

© PT Topindo Atlas Asia 2024